Senin, 27 Desember 2010
Kamis, 09 Desember 2010
Tawuran Antar Pelajar SMP
Ilustrasi
Tawuran antardua kelompok siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Jalan Laksamana, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (26/11/2010) pagi, mengakibatkan seorang pelajar tewas.
Mangapu Rizki Aritonang (14) siswa SMPN 272 Lubang Buaya, kena luka bacokan celurit di punggungnya hingga tembus ke dada. Dalam tawuran itu, Rizki terkapar bersimbah darah.
Warga sekitar yang melihat Rizki terkapar bersimbah darah mencoba menolong korban. Bersama beberapa teman Rizki, warga segera melarikan korban ke Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur.
Namun, karena terlalu banyak kehilangan darah, dalam perjalanan Rizki meninggal dunia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur, Kompol Dodi Rahmawan, kepada Warta Kota, Sabtu (27/11/2010) pagi, membenarkan kejadian tersebut.
Dodi menuturkan, sesaat setelah kejadian pihaknya lalu mencari informasi dan memeriksa beberapa saksi yakni para pelajar dari dua kubu yang tawuran.
Dari salah seorang pelajar teman korban, yang saat itu ikut tawuran, diketahui pelaku pembacokan terhadap Rizki adalah Indra Lesmana pelajar SMPN 259 Bambu Apus.
Polisi lalu membekuk Indra Lesmana di rumahnya di Bambu Apus, Cipayung. Di sana polisi juga mengamankan celurit yang digunakan Indra untuk membacok Rizki.
Source: kompas megapolitan
Tawuran antardua kelompok siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Jalan Laksamana, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (26/11/2010) pagi, mengakibatkan seorang pelajar tewas.
Mangapu Rizki Aritonang (14) siswa SMPN 272 Lubang Buaya, kena luka bacokan celurit di punggungnya hingga tembus ke dada. Dalam tawuran itu, Rizki terkapar bersimbah darah.
Warga sekitar yang melihat Rizki terkapar bersimbah darah mencoba menolong korban. Bersama beberapa teman Rizki, warga segera melarikan korban ke Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur.
Namun, karena terlalu banyak kehilangan darah, dalam perjalanan Rizki meninggal dunia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur, Kompol Dodi Rahmawan, kepada Warta Kota, Sabtu (27/11/2010) pagi, membenarkan kejadian tersebut.
Dodi menuturkan, sesaat setelah kejadian pihaknya lalu mencari informasi dan memeriksa beberapa saksi yakni para pelajar dari dua kubu yang tawuran.
Dari salah seorang pelajar teman korban, yang saat itu ikut tawuran, diketahui pelaku pembacokan terhadap Rizki adalah Indra Lesmana pelajar SMPN 259 Bambu Apus.
Polisi lalu membekuk Indra Lesmana di rumahnya di Bambu Apus, Cipayung. Di sana polisi juga mengamankan celurit yang digunakan Indra untuk membacok Rizki.
Source: kompas megapolitan
Jumat, 26 November 2010
kata kata mutiara sahabat
“Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah”
“Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama”
“Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya”
“Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian”
“Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya”
“Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah”
“Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya”
“Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis”
“Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya”
“Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinnya”
“Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri”
“Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda??. Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??”
“Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun yang dapat anda berikan??. Merekalah sahabat-sahabat anda”
“Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka. Karena seorang sahabat bisa lebih dekat dari pada saudara sendiri”
“Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama”
“Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya”
“Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian”
“Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya”
“Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah”
“Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya”
“Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis”
“Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya”
“Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinnya”
“Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri”
“Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda??. Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??”
“Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun yang dapat anda berikan??. Merekalah sahabat-sahabat anda”
“Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka. Karena seorang sahabat bisa lebih dekat dari pada saudara sendiri”
Sabtu, 25 September 2010
Mengatasi penyakit dalih
MENGATASI PENYAKIT DALIH
Sembilan puluh sembilan persen kegagalan datang dari orang yang punya kebiasaan suka membuat alasan, begitu kata George Washington Carver. Daripada mencari jalan keluar, mereka memilih untuk membuat 1001 dalih mengenai kegagalan mereka. Alhasil, kesempatan belajar pun terlewatkan begitu saja.
Dalam buku The Magic of Thinking Big, David J. Schwartz menjelaskan mengenai penyakit pikiran yang mematikan alias penyakit dalih (excuisitis). Orang-orang gagal senantiasa berdalih mengenai kegagalan mereka. Penyakit dalih tersebut biasanya muncul 4 bentuk, yaitu: dalih kesehatan, dalih inteligensi, dalih usia dan dalih nasib.
Dalih kesehatan biasanya ditandai dengan ucapan, “Kondisi fisik saya tidak sempurna”, “Saya tidak enak badan”, “Jantung saya lemah”, dan sejenisnya. Orang sukses tidak pernah menganggap cacatnya itu sebagai hambatan. Saya punya sahabat dekat yang menderita polio namun dikenal sebagai dokter spesialis ginjal sukses dan murah hati. Sejumlah besar tokoh-tokoh dunia bahkan punya cacat fisik. Presiden Amerika ke-32 Franklin Delano Roosevelt menderita polio, Shakespeare lumpuh, Beethoven tuli, Napoleon Nonaparte memiliki postur tubuh yang sangat pendek.
Dalih inteligensi diitandai dengan ucapan, “Saya kan tidak pintar”, “Saya kan bukan rangking teratas”, “Dia lebih pandai”, dan sejenisnya. Inilah dalih yang paling umum ditemukan. Tanpa bermaksud mengecilkan arti sekolah, saya ingin mengatakan kepa Anda bahwa tidak perlu jadi profesor agar Anda bisa sukses. Selanjutnya, dalih usia yang ditandai dengan ucapan, “Saya terlalu tua”, “Saya masih terlalu muda”, “Biarkan yang lebih tua yang duluan”, dan sejenisnya. Padahal tidak ada batasan usia dalam meraih sukses. Kolonel Sanders memulai usahanya di usia 65 tahun. Berikutnya adalah dalih nasib, misalnya dengan mengatakan , “Aduh, nasib saya memang selalu jelek”, “Itu sudah nasibku”, “Itu memang takdir” Memang amat mudah untuk selalu menyalahkan nasib. Padahal nasib kita ditentukan oleh kita sendiri. Tuhan telah memberikan hidup dengan sejumlah pilihan.
Baru-baru ini, hati saya tertegun ketika menyaksikan siaran televisi tentang seorang anak kecil yang ahli memainkan drum dalam kebaktian rutin setiap minggunya pada sebuah gereja di Thailand. Titi, nama bocah yang baru berusia 3 tahun itu memang layak dijuluki “drummer cilik”. Bertubuh mungil dengan 2 jari yang tidak sempurna, Titi yang masih suka nge-dot ini menunjukkan kebolehannya menabuh drum. Tak berlebihan jika banyak yang menyarankan agar ia dimasukkan dalam Guiness Book of Record.
Prestasi yang diraih Titi sungguh menggugah kesadaran saya. Lihatlah betapa banyaknya orang yang memilih berdiam diri daripada melakukan apa yang bisa mereka perbuat. Padahal apapun yang layak diraih layak diupayakan dengan seluruh kemampuan yang kita miliki. Sayangnya, potensi diri ini kerap hanya terkubur karena kebiasan kita membuat dalih jika apa yang kita kerjakan tidak berjalan sesuai harapan kita atau hasilnya tidak segera kelihatan. Gaya hidup modern yang serba instant secara tidak langsung membuat kita sering mengharapkan hasil yang instant pula. Kita kepengen sekali makan durian tanpa mau menanam, menyiram, memupuki dan merawat pohonnya.
Saya sendiri sempat terkejut membaca cerita tentang ilmuwan besar seperti Albert Einstein yang pernah diusir dari sekolah karena dianggap lamban. Ia bahkan mendapat nilai buruk dalam pelajaran bahasa Yunani karena ingatannya yang lemah. “Tak peduli apa pun yang kamu lakukan, kamu takkan dapat melakukan apa-apa,” kata gurunya. Guru lainnya menimpali, “Kamu Cuma merusak kelas saya!”. Bahkan kepala sekolahnya mengatakan kalau Einstein tidak akan sukses dalam apa pun yang dikerjakannya.
Saya juga teringat kepada Thomas Alva Edison yang hanya bersekolah beberapa bulan namun tercatat sebagai pencipta terbesar sepanjang jaman dengan lebih dari 1.000 hak paten. “Saya mempunyai banyak ide tapi hanya sedikit waktu,” ujarnya. Edison gagal di sekolah. Gurunya merasa Edison tidak punya minat belajar, pemimpi dan mudah sekali terpecah konsentrasinya. Yang sungguh membuat saya terharu adalah sikap Ibu Edison terhadap putranya. Ia terus mengajari Edison di rumah dan setiap kali Edison gagal, ibunya memberi harapan dan mendorongnya untuk terus berusaha.
Kalau orang gagal senantiasa berkata “itu tidak mungkin berhasil” maka orang sukses lebih suka berkata “mengapa tidak mencobanya dulu?”. Daripada membuat alasan, orang sukses memilih untuk mencari cara mewujudkan impian mereka. Daripada berdiam diri dan menunggu datangnya kesempatan, mereka memilih pergi keluar dan menemukan kesempatan itu. Bahkan mereka mampu menciptakan kesempatan dalam kesempitan. E.M. Gray menegaskan, orang-orang sukses mempunyai kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak suka dilakukan orang gagal. Jika saat ini Anda masih suka membuat dalih, buatlah komitmen untuk mengubah kebiasaan itu. Jangan biarkan potensi diri Anda dibelenggu oleh dalih-dalih Anda. Ingat selalu nasihat Theodore Roosevelt, “Lakukan apa yang Anda bisa, dengan apa yang Anda miliki, di mana pun Anda berada.”
Sebagai akhir, ijinkanlah saya membagikan kepada Anda sebuah syair dari Afrika berjudul Perlombaan Saat Matahari Terbit. Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada singat tercepat. Jika tidak, ia akan terbunuh. Setiap pagi seekor singa bangun, ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada rusa terlamban. Jika tidak, ia akan mati kelaparan. Tidak penting apakah Anda adalah sang rusa atau sang singa. Saat matahari terbit, Anda sebaiknya mulai berlari. ***
* article by :Paulus Winarto adalah pemegang dua Rekor Indonesia dari MURI (Museum Rekor Indonesia), yakni sebagai pembicara seminar pertama yang berbicara dalam seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya diluncurkan di angkasa. Sejumlah bukunya masuk dalam kategori best seller nasional, seperti First Step to be An Entrepreneur, Top Secrets of Success, Reach Your Maximum Potential dan The Leadership Wisdom.
Sembilan puluh sembilan persen kegagalan datang dari orang yang punya kebiasaan suka membuat alasan, begitu kata George Washington Carver. Daripada mencari jalan keluar, mereka memilih untuk membuat 1001 dalih mengenai kegagalan mereka. Alhasil, kesempatan belajar pun terlewatkan begitu saja.
Dalam buku The Magic of Thinking Big, David J. Schwartz menjelaskan mengenai penyakit pikiran yang mematikan alias penyakit dalih (excuisitis). Orang-orang gagal senantiasa berdalih mengenai kegagalan mereka. Penyakit dalih tersebut biasanya muncul 4 bentuk, yaitu: dalih kesehatan, dalih inteligensi, dalih usia dan dalih nasib.
Dalih kesehatan biasanya ditandai dengan ucapan, “Kondisi fisik saya tidak sempurna”, “Saya tidak enak badan”, “Jantung saya lemah”, dan sejenisnya. Orang sukses tidak pernah menganggap cacatnya itu sebagai hambatan. Saya punya sahabat dekat yang menderita polio namun dikenal sebagai dokter spesialis ginjal sukses dan murah hati. Sejumlah besar tokoh-tokoh dunia bahkan punya cacat fisik. Presiden Amerika ke-32 Franklin Delano Roosevelt menderita polio, Shakespeare lumpuh, Beethoven tuli, Napoleon Nonaparte memiliki postur tubuh yang sangat pendek.
Dalih inteligensi diitandai dengan ucapan, “Saya kan tidak pintar”, “Saya kan bukan rangking teratas”, “Dia lebih pandai”, dan sejenisnya. Inilah dalih yang paling umum ditemukan. Tanpa bermaksud mengecilkan arti sekolah, saya ingin mengatakan kepa Anda bahwa tidak perlu jadi profesor agar Anda bisa sukses. Selanjutnya, dalih usia yang ditandai dengan ucapan, “Saya terlalu tua”, “Saya masih terlalu muda”, “Biarkan yang lebih tua yang duluan”, dan sejenisnya. Padahal tidak ada batasan usia dalam meraih sukses. Kolonel Sanders memulai usahanya di usia 65 tahun. Berikutnya adalah dalih nasib, misalnya dengan mengatakan , “Aduh, nasib saya memang selalu jelek”, “Itu sudah nasibku”, “Itu memang takdir” Memang amat mudah untuk selalu menyalahkan nasib. Padahal nasib kita ditentukan oleh kita sendiri. Tuhan telah memberikan hidup dengan sejumlah pilihan.
Baru-baru ini, hati saya tertegun ketika menyaksikan siaran televisi tentang seorang anak kecil yang ahli memainkan drum dalam kebaktian rutin setiap minggunya pada sebuah gereja di Thailand. Titi, nama bocah yang baru berusia 3 tahun itu memang layak dijuluki “drummer cilik”. Bertubuh mungil dengan 2 jari yang tidak sempurna, Titi yang masih suka nge-dot ini menunjukkan kebolehannya menabuh drum. Tak berlebihan jika banyak yang menyarankan agar ia dimasukkan dalam Guiness Book of Record.
Prestasi yang diraih Titi sungguh menggugah kesadaran saya. Lihatlah betapa banyaknya orang yang memilih berdiam diri daripada melakukan apa yang bisa mereka perbuat. Padahal apapun yang layak diraih layak diupayakan dengan seluruh kemampuan yang kita miliki. Sayangnya, potensi diri ini kerap hanya terkubur karena kebiasan kita membuat dalih jika apa yang kita kerjakan tidak berjalan sesuai harapan kita atau hasilnya tidak segera kelihatan. Gaya hidup modern yang serba instant secara tidak langsung membuat kita sering mengharapkan hasil yang instant pula. Kita kepengen sekali makan durian tanpa mau menanam, menyiram, memupuki dan merawat pohonnya.
Saya sendiri sempat terkejut membaca cerita tentang ilmuwan besar seperti Albert Einstein yang pernah diusir dari sekolah karena dianggap lamban. Ia bahkan mendapat nilai buruk dalam pelajaran bahasa Yunani karena ingatannya yang lemah. “Tak peduli apa pun yang kamu lakukan, kamu takkan dapat melakukan apa-apa,” kata gurunya. Guru lainnya menimpali, “Kamu Cuma merusak kelas saya!”. Bahkan kepala sekolahnya mengatakan kalau Einstein tidak akan sukses dalam apa pun yang dikerjakannya.
Saya juga teringat kepada Thomas Alva Edison yang hanya bersekolah beberapa bulan namun tercatat sebagai pencipta terbesar sepanjang jaman dengan lebih dari 1.000 hak paten. “Saya mempunyai banyak ide tapi hanya sedikit waktu,” ujarnya. Edison gagal di sekolah. Gurunya merasa Edison tidak punya minat belajar, pemimpi dan mudah sekali terpecah konsentrasinya. Yang sungguh membuat saya terharu adalah sikap Ibu Edison terhadap putranya. Ia terus mengajari Edison di rumah dan setiap kali Edison gagal, ibunya memberi harapan dan mendorongnya untuk terus berusaha.
Kalau orang gagal senantiasa berkata “itu tidak mungkin berhasil” maka orang sukses lebih suka berkata “mengapa tidak mencobanya dulu?”. Daripada membuat alasan, orang sukses memilih untuk mencari cara mewujudkan impian mereka. Daripada berdiam diri dan menunggu datangnya kesempatan, mereka memilih pergi keluar dan menemukan kesempatan itu. Bahkan mereka mampu menciptakan kesempatan dalam kesempitan. E.M. Gray menegaskan, orang-orang sukses mempunyai kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak suka dilakukan orang gagal. Jika saat ini Anda masih suka membuat dalih, buatlah komitmen untuk mengubah kebiasaan itu. Jangan biarkan potensi diri Anda dibelenggu oleh dalih-dalih Anda. Ingat selalu nasihat Theodore Roosevelt, “Lakukan apa yang Anda bisa, dengan apa yang Anda miliki, di mana pun Anda berada.”
Sebagai akhir, ijinkanlah saya membagikan kepada Anda sebuah syair dari Afrika berjudul Perlombaan Saat Matahari Terbit. Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada singat tercepat. Jika tidak, ia akan terbunuh. Setiap pagi seekor singa bangun, ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada rusa terlamban. Jika tidak, ia akan mati kelaparan. Tidak penting apakah Anda adalah sang rusa atau sang singa. Saat matahari terbit, Anda sebaiknya mulai berlari. ***
* article by :Paulus Winarto adalah pemegang dua Rekor Indonesia dari MURI (Museum Rekor Indonesia), yakni sebagai pembicara seminar pertama yang berbicara dalam seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya diluncurkan di angkasa. Sejumlah bukunya masuk dalam kategori best seller nasional, seperti First Step to be An Entrepreneur, Top Secrets of Success, Reach Your Maximum Potential dan The Leadership Wisdom.
kata kata motivasi
-Tanpa diundang masalah akan datang kapan saja...
yang terpenting bukanlah mengkhawatirkan kapan masalahakan datang...
melainkan apakah kita akan menghadapinya dengan bijak...
tentunya dengna bimbingan Tuhan...
-ketika aku kehilangan seteguk air, tidak mengapa karena besok aku dapat sebotol
saat aku kehilangan sebotol air, tidak khawatir karena besok aku dapat sebuah sumur
waktu sumurku direbut, tidak bingung karena besok aku dapat sungai
ketika kemarau sungaiku kering, tidak pusing karena besok aku dapat lautan
saat lautan menguap dan hujan tak turun, aku masih punya TUHAN.
so kenapa bingung??? burung di udara dan bunga di padang Dia perhatikan
apalagi kita yang segambar dengan Dia.
DON'T GIVE UP!!!!!
-Apa pun tugas hidup, lakukan dengan baik. Seseorang semestinya melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang hidup, yang sudah mati, dan yang
belum lahir tidak mampu melakukannya lebih baik lagi.
-Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua: yaitu mereka yang berpikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang pernah melakukan kegagalan dan tak pernah memikirnya
-Tersenyum...
dan berdamai pd semua orang...
sekalipun dalam kesesakan...
merupakan keberhasilan yg berharga...
-berhasil dalam pandangan ALLAH...
lebih berharga dari pada...
berhasil dalam pandangan manusia...
- Tuhan memberi Pelangi di setiap air mata..
Alunan merdu di setiap helaan nafas..
Berkat di setiap cobaan..
Dan jawaban indah di setiap doa..
yang terpenting bukanlah mengkhawatirkan kapan masalahakan datang...
melainkan apakah kita akan menghadapinya dengan bijak...
tentunya dengna bimbingan Tuhan...
-ketika aku kehilangan seteguk air, tidak mengapa karena besok aku dapat sebotol
saat aku kehilangan sebotol air, tidak khawatir karena besok aku dapat sebuah sumur
waktu sumurku direbut, tidak bingung karena besok aku dapat sungai
ketika kemarau sungaiku kering, tidak pusing karena besok aku dapat lautan
saat lautan menguap dan hujan tak turun, aku masih punya TUHAN.
so kenapa bingung??? burung di udara dan bunga di padang Dia perhatikan
apalagi kita yang segambar dengan Dia.
DON'T GIVE UP!!!!!
-Apa pun tugas hidup, lakukan dengan baik. Seseorang semestinya melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang hidup, yang sudah mati, dan yang
belum lahir tidak mampu melakukannya lebih baik lagi.
-Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua: yaitu mereka yang berpikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang pernah melakukan kegagalan dan tak pernah memikirnya
-Tersenyum...
dan berdamai pd semua orang...
sekalipun dalam kesesakan...
merupakan keberhasilan yg berharga...
-berhasil dalam pandangan ALLAH...
lebih berharga dari pada...
berhasil dalam pandangan manusia...
- Tuhan memberi Pelangi di setiap air mata..
Alunan merdu di setiap helaan nafas..
Berkat di setiap cobaan..
Dan jawaban indah di setiap doa..
Kamis, 16 September 2010
Minggu, 22 Agustus 2010
Minggu, 18 Juli 2010
Sunda Kelapa
Sunda Kelapa juga merupakan nama dari Jakarta sebelum tahun 1527.
Sunda Kelapa sekitar pertengahan abad ke-20
Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya di Jakarta, Indonesia. Pelabuhan ini terletak di kelurahan Penjaringan, kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Meskipun sekarang Sunda Kelapa hanyalah nama salah satu pelabuhan di Jakarta, daerah ini sangat penting karena desa di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal-bakal kota Jakarta yang hari jadinya ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1527. Kala itu Sunda Kelapa merupakan pelabuhan Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang kota Bogor) yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon. Walaupun hari jadi kota Jakarta baru ditetapkan pada abad ke-16, sejarah Sunda Kelapa sudah dimulai jauh lebih awal, yaitu pada zaman pendahulu Kerajaan Sunda, yaitu kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Tarumanagara pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kelapa menggunakan bahasa Malayu yang umum di Sumatera, yang kemudian dijadikan bahasa nasional, jauh sebelum peristiwa Sumpah Pemuda.
Sejarah
Pelabuhan Sunda Kelapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan pelabuhan terpenting Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran. Kemudian pada masa masuknya Islam dan para penjelajah Eropa, Sunda Kelapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Akhirnya Belanda berhasil menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk ini mengganti nama-nama pelabuhan Sunda Kelapa dan daerah sekitarnya. Namun pada awal tahun 1970-an, nama kuno "Sunda Kelapa" kembali digunakan sebagai nama resmi pelabuhan tua ini.
Masa Hindu-Buddha
Menurut sumber Portugis, Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk.[1] Sunda Kelapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti kota) dalam tempo dua hari.[2]
Pelabuhan ini telah dipakai sejak zaman Tarumanagara dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5 dan saat itu disebut Sundapura. Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk milik Kerajaan Sunda, yang memiliki ibukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran yang saat ini menjadi Kota Bogor. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.
Masa Islam dan awal kolonialisme Barat
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, para penjelajah Eropa mulai berlayar mengunjungi sudut-sudut dunia. Bangsa Portugis berlayar ke Asia dan pada tahun 1511, mereka bahkan bisa merebut kota pelabuhan Malaka, di Semenanjung Malaka. Malaka dijadikan basis untuk penjelajahan lebih lanjut di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Tome Pires, salah seorang penjelajah Portugis, mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Pulau Jawa antara tahun 1512 dan 1515. Ia menggambarkan bahwa pelabuhan Sunda Kelapa ramai disinggahi pedagang-pedagang dan pelaut dari luar seperti dari Sumatra, Malaka, Sulawesi Selatan, Jawa dan Madura. Menurut laporan tersebut, di Sunda Kelapa banyak diperdagangkan lada, beras, asam, hewan potong, emas, sayuran serta buah-buahan.
Laporan Portugis menjelaskan bahwa Sunda Kelapa terbujur sepanjang satu atau dua kilometer di atas potongan-potongan tanah sempit yang dibersihkan di kedua tepi sungai Ciliwung. Tempat ini ada di dekat muaranya yang terletak di teluk yang terlindung oleh beberapa buah pulau. Sungainya memungkinkan untuk dimasuki 10 kapal dagang yang masing-masing memiliki kapasitas sekitar 100 ton. Kapal-kapal tersebut umumnya dimiliki oleh orang-orang Melayu, Jepang dan Tionghoa. Di samping itu ada pula kapal-kapal dari daerah yang sekarang disebut Indonesia Timur. Sementara itu kapal-kapal Portugis dari tipe kecil yang memiliki kapasitas muat antara 500 - 1.000 ton harus berlabuh di depan pantai. Tome Pires juga menyatakan bahwa barang-barang komoditas dagang Sunda diangkut dengan lanchara, yaitu semacam kapal yang muatannya sampai kurang lebih 150 ton.[3]
Lalu pada tahun 1522 Gubernur Alfonso d'Albuquerque yang berkedudukan di Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadiri undangan raja Sunda untuk membangun benteng keamanan di Sunda Kalapa untuk melawan orang-orang Cirebon yang bersifat ekspansif. Sementara itu kerajaan Demak sudah menjadi pusat kekuatan politik Islam. Orang-orang Muslim ini pada awalnya adalah pendatang dari Jawa dan merupakan orang-orang Jawa keturunan Arab.
Maka pada tanggal 21 Agustus 1522 dibuatlah suatu perjanjian yang menyebutkan bahwa orang Portugis akan membuat loji (perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng) di Sunda Kelapa, sedangkan Sunda Kelapa akan menerima barang-barang yang diperlukan. Raja Sunda akan memberikan kepada orang-orang Portugis 1.000 keranjang lada sebagai tanda persahabatan. Sebuah batu peringatan atau padraõ dibuat untuk memperingati peristiwa itu. Padrao dimaksud disebut sebagai layang salaka domas dalam cerita rakya Sunda Mundinglaya Dikusumah. Padraõ itu ditemukan kembali pada tahun 1918 di sudut Prinsenstraat (Jalan Cengkeh) dan Groenestraat (Jalan Nelayan Timur) di Jakarta.
Kerajaan Demak menganggap perjanjian persahabatan Sunda-Portugal tersebut sebagai sebuah provokasi dan suatu ancaman baginya. Lantas Demak menugaskan Fatahillah untuk mengusir Portugis sekaligus merebut kota ini. Maka pada tanggal 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak-Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) merebut Sunda Kelapa. Tragedi tanggal 22 Juni inilah yang hingga kini selalu dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta. Sejak saat itu nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai kota kemenangan atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha" dari bahasa Sansekerta jayakṛta (Dewanagari जयकृत).[4]
Masa kolonialisme Belanda
Kekuasaan Demak di Jayakarta tidak berlangsung lama. Pada akhir abad ke-16, bangsa Belanda mulai menjelajahi dunia dan mencari jalan ke timur. Mereka menugaskan Cornelis de Houtman untuk berlayar ke daerah yang sekarang disebut Indonesia. Eskspedisinya walaupun biayanya tinggi dianggap berhasil dan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan. Dalam mencari rempah-rempah di Asia Tenggara, mereka memerlukan basis pula. Maka dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 30 Mei 1619, Jayakarta direbut Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen yang sekaligus memusnahkannya. Di atas puing-puing Jayakarta didirikan sebuah kota baru. J.P. Coen pada awalnya ingin menamai kota ini Nieuw Hoorn (Hoorn Baru), sesuai kota asalnya Hoorn di Belanda, tetapi akhirnya dipilih nama Batavia. Nama ini adalah nama sebuah suku Keltik yang pernah tinggal di wilayah negeri Belanda dewasa ini pada zaman Romawi.
Menurut catatan sejarah, pelabuhan Sunda Kelapa pada masa awal ini dibangun dengan kanal sepanjang 810 meter. Pada tahun 1817, pemerintah Belanda memperbesarnya menjadi 1.825 meter. Setelah zaman kemerdekaan, dilakukan rehabilitasi sehingga pelabuhan ini memiliki kanal sepanjang 3.250 meter yang dapat menampung 70 perahu layar dengan sistem susun sirih.
Abad ke-19
Sekitar tahun 1859, Sunda Kalapa sudah tidak seramai masa-masa sebelumnya. Akibat pendangkalan, kapal-kapal tidak lagi dapat bersandar di dekat pelabuhan sehingga barang-barang dari tengah laut harus diangkut dengan perahu-perahu. Kota Batavia saat itu sebenarnya sedang mengalami percepatan dan sentuhan modern (modernisasi), apalagi sejak dibukanya Terusan Suez pada 1869 yang mempersingkat jarak tempuh berkat kemampuan kapal-kapal uap yang lebih laju meningkatkan arus pelayaran antar samudera. Selain itu Batavia juga bersaing dengan Singapura yang dibangun Raffles sekitar tahun 1819.
Maka dibangunlah pelabuhan samudera Tanjung Priok, yang jaraknya sekitar 15 km ke timur dari Sunda Kelapa untuk menggantikannya. Hampir bersamaan dengan itu dibangun jalan kereta api pertama (1873) antara Batavia - Buitenzorg (Bogor). Empat tahun sebelumnya (1869) muncul trem berkuda yang ditarik empat ekor kuda, yang diberi besi di bagian mulutnya.
Selain itu pada pertengahan abad ke-19 seluruh kawasan sekitar menara syahbandar yang ditinggali para elit Belanda dan Eropa menjadi tidak sehat. Dan segera sesudah wilayah sekeliling Batavia bebas dari ancaman binatang buas dan gerombolan budak pelarian, banyak orang Sunda Kalapa berpindah ke wilayah selatan.
Abad ke-20
Pada masa pendudukan oleh bala tentara Dai Nippon yang mulai pada tahun 1942, Batavia diubah namanya menjadi Jakarta. Setelah bala tentara Dai Nippon keluar pada tahun 1945, nama ini tetap dipakai oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Kemudian pada masa Orde Baru, nama Sunda Kelapa dipakai kembali. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74 tanggal 6 Maret 1974, nama Sunda Kelapa dipakai lagi secara resmi sebagai nama pelabuhan. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ terdapat pasar ikan yang besar.
Sunda Kelapa dewasa ini
Sunda Kelapa masa kini
Menara pengawas Sunda Kelapa
Pada saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa direncanakan menjadi kawasan wisata karena nilai sejarahnya yang tinggi. Saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo II yang tidak disertifikasi International Ship and Port Security karena sifat pelayanan jasanya hanya untuk kapal antar pulau.
Saat ini pelabuhan Sunda Kelapa memiliki luas daratan 760 hektar serta luas perairan kolam 16.470 hektar, terdiri atas dua pelabuhan utama dan pelabuhan Kalibaru. Pelabuhan utama memiliki panjang area 3.250 meter dan luas kolam lebih kurang 1.200 meter yang mampu menampung 70 perahu layar motor. Pelabuhan Kalibaru panjangnya 750 meter lebih dengan luas daratan 343.399 meter persegi, luas kolam 42.128,74 meter persegi, dan mampu menampung sekitar 65 kapal antar pulau dan memiliki lapangan penumpukan barang seluas 31.131 meter persegi.
Dari segi ekonomi, pelabuhan ini sangat strategis karena berdekatan dengan pusat-pusat perdagangan di Jakarta seperti Glodok, Pasar Pagi, Mangga Dua, dan lain-lainnya. Sebagai pelabuhan antar pulau Sunda Kelapa ramai dikunjungi kapal-kapal berukuran 175 BRT. Barang-barang yang diangkut di pelabuhan ini selain barang kelontong adalah sembako serta tekstil. Untuk pembangunan di luar pulau Jawa, dari Sunda Kelapa juga diangkut bahan bangunan seperti besi beton dan lain-lain. Pelabuhan ini juga merupakan tujuan pembongkaran bahan bangunan dari luar Jawa seperti kayu gergajian, rotan, kaoliang, kopra, dan lain sebagainya. Bongkar muat barang di pelabuhan ini masih menggunakan cara tradisional. Di pelabuhan ini juga tersedia fasilitas gudang penimbunan, baik gudang biasa maupun gudang api.
Dari segi sejarah, pelabuhan ini pun merupakan salah satu tujuan wisata bagi DKI. Tidak jauh dari pelabuhan ini terdapat Museum Bahari yang menampilkan dunia kemaritiman Indonesia masa silam serta peninggalan sejarah kolonial Belanda masa lalu.
Di sebelah selatan pelabuhan ini terdapat pula Galangan Kapal VOC dan gedung-gedung VOC yang telah direnovasi. Selain itu pelabuhan ini direncanakan akan menjalani reklamasi pantai untuk pembangunan terminal multifungsi Ancol Timur sebesar 500 hektar.
Catatan kaki
1. ^ Supratikno Rahardjo et al (1996:21)
2. ^ (ibidem 1996:23)
3. ^ Supratikno Rahardjo (1996:26).
4. ^ Sesuai Gonda (1951:348) yang mengutip Hoessein Djajadiningrat.
Jayakarta
Pelabuhan Sunda Kalapa diserang oleh tentara Demak pada 1526, yang dipimpin oleh Fatahillah, Panglima Perang asal Gujarat, India, dan jatuh pada 22 Juni 1527, dan setelah berhasil direbut, namanyapun diganti menjadi Jayakarta. Setelah Fatahillah berhasil mengalahkan dan mengislamkan Banten, Jayakarta berada di bawah kekuasaan Banten, yang kini menjadi kesultanan. Orang Sunda yang membelanya dikalahkan dan mundur ke arah Bogor. Sejak itu, dan untuk beberapa dasawarsa abad ke-16, Jayakarta dihuni orang Banten yang terdiri dari orang yang berasal dari Demak dan Cirebon.
Sampai Jan Pieterszoon Coen menghancurkan Jayakarta (1619), orang Banten bersama saudagar Arab dan Tionghoa tinggal di muara Ciliwung. Selain orang Tionghoa, semua penduduk ini mengundurkan diri ke daerah kesultanan Banten waktu Batavia menggantikan Jayakarta (1619).
Batavia
Peta Batavia tahun 1897
Lambang Kota Batavia
Pieter Both yang menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama, lebih memilih Jayakarta sebagai basis administrasi dan perdagangan VOC daripada pelabuhan Banten, karena pada waktu itu di Banten telah banyak kantor pusat perdagangan orang-orang Eropa lain seperti Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, sedangkan Jayakarta masih merupakan pelabuhan kecil.
Pada tahun 1611 VOC mendapat izin untuk membangun satu rumah kayu dengan fondasi batu di Jayakarta, sebagai kantor dagang. Kemudian mereka menyewa lahan sekitar 1,5 hektar di dekat muara di tepi bagian timur Sungai Ciliwung, yang menjadi kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang Belanda, dan bangunan utamanya dinamakan Nassau Huis.
Ketika Jan Pieterszoon Coen menjadi Gubernur Jenderal (1618 – 1623), ia mendirikan lagi bangunan serupa Nassau Huis yang dinamakan Mauritius Huis, dan membangun tembok batu yang tinggi, di mana ditempatkan beberapa meriam. Tak lama kemudian, ia membangun lagi tembok setinggi 7 meter yang mengelilingi areal yang mereka sewa, sehingga kini benar-benar merupakan satu benteng yang kokoh, dan mulai mempersiapkan untuk menguasai Jayakarta.
Dari basis benteng ini pada 30 Mei 1619 Belanda menyerang Jayakarta, yang memberi mereka izin untuk berdagang, dan membumihanguskan keraton serta hampir seluruh pemukiman penduduk. Berawal hanya dari bangunan separuh kayu, akhirnya Belanda menguasai seluruh kota. Semula Coen ingin menamakan kota ini sebagai Nieuwe Hollandia, namun de Heeren Seventien di Belanda memutuskan untuk menamakan kota ini menjadi Batavia, untuk mengenang bangsa Batavieren.
Pada 4 Maret 1621, pemerintah Stad Batavia (kota Batavia) dibentuk[1]. Jayakarta dibumiratakan dan dibangun benteng yang bagian depannya digali parit. Di bagian belakang dibangun gudang juga dikitari parit, pagar besi dan tiang-tiang yang kuat. Selama 8 tahun kota Batavia sudah meluas 3 kali lipat. Pembangunannya selesai pada tahun 1650. Kota Batavia sebenarnya terletak di selatan Kastil yang juga dikelilingi oleh tembok-tembok dan dipotong-potong oleh banyak parit.
Pada awal abad ke-17 perbatasan antara wilayah kekuasaan Banten dan Batavia mula-mula dibentuk oleh Kali Angke dan kemudian Kali Cisadane. Kawasan sekitar Batavia menjadi kosong. Daerah di luar benteng dan tembok kota tidak aman, antara lain karena gerilya Banten dan sisa prajurit Mataram (1628-1629) yang tidak mau pulang.
Beberapa persetujuan bersama dengan Banten (1659 dan 1684) dan Mataram (1652) menetapkan daerah antara Cisadane dan Citarum sebagai wilayah kompeni. Baru pada akhir abad ke-17 daerah Jakarta sekarang mulai dihuni orang lagi, yang digolongkan menjadi kelompok budak belian dan orang pribumi yang bebas.
Pada 1 April 1905 nama Stad Batavia diubah menjadi Gemeente Batavia. Pada 8 Januari 1935 nama kota ini diubah lagi menjadi Stad Gemeente Batavia.
Suasana pelabuhan Batavia sekitar tahun 1940
Setelah pendudukan Jepang pada tahun 1942, nama Batavia diganti menjadi "Jakarta" oleh Jepang untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II.
Penduduk
Orang Belanda jumlahnya masih sedikit sekali. Ini karena sampai pertengahan abad ke-19 mereka kurang disertai wanita Belanda dalam jumlah yang memadai. Akibatnya, benyak perkawinan campuran dan memunculkan sejumlah Indo di Batavia. Tentang para budak itu, sebagian besar, terutama budak wanitanya berasal dari Bali, walaupun tidak pasti mereka itu semua orang Bali. Sebab, Bali menjadi tempat singgah budak belian yang datang dari berbagai pulau di sebelah timurnya.
Sementara itu, orang yang datang dari Tiongkok, semula hanya orang laki-laki, karena itu mereka pun melakukan perkawinan dengan penduduk setempat, terutama wanita Bali dan Nias. Sebagian dari mereka berpegang pada adat Tionghoa (misalnya penduduk dalam kota dan Cina Benteng di Tangerang), sebagian membaur dengan pribumi (terutama dengan orang Jawa dan membentuk kelompok Betawi Ora, misalnya: di sekitar Parung). Tempat tinggal utama orang Tionghoa adalah Glodok, Pinangsia dan Jatinegara.
Keturunan orang India -orang Koja dan orang Bombay- tidak begitu besar jumlahnya. Demikian juga dengan orang Arab, sampai orang Hadhramaut datang dalam jumlah besar, kurang lebih tahun 1840. Banyak diantara mereka yang bercampur dengan wanita pribumi, namun tetap berpegang pada ke-Arab-an mereka.
Di dalam kota, orang bukan Belanda yang selamanya merupakan mayoritas besar, terdiri dari orang Tionghoa, orang Mardijker dari India dan Sri Lanka dan ribuan budak dari segala macam suku. Jumlah budak itu kurang lebih setengah dari penghuni Kota Batavia.
Orang Jawa dan Banten tidak diperbolehkan tinggal menetap di dalam kota setelah 1656. Pada tahun 1673, penduduk dalam kota Batavia berjumlah 27.086 orang. Terdiri dari 2.740 orang Belanda dan Indo, 5.362 orang Mardijker, 2.747 orang Tionghoa, 1.339 orang Jawa dan Moor (India), 981 orang Bali dan 611 orang Melayu. Penduduk yang bebas ini ditambah dengan 13.278 orang budak (49 persen) dari bermacam-macam suku dan bangsa.
Sepanjang abad ke-18, kelompok terbesar penduduk kota berstatus budak. Komposisi mereka cepat berubah karena banyak yang mati. Demikian juga dengan orang Mardijker. Karena itu, jumlah mereka turun dengan cepat pada abad itu dan pada awal abad ke-19 mulai diserap dalam kaum Betawi, kecuali kelompok Tugu, yang sebagian kini pindah di Pejambon, di belakang Gereja Immanuel Jakarta. Orang Tionghoa selamanya bertambah cepat, walaupun sepuluh ribu orang dibunuh pada tahun 1740 di dalam dan di luar kota. Foto pada kartu pos dari awal abad ke 20 menggambarkan rumah-rumah Tionghoa di Mester atau Meester Cornelis sebutan Jatinegara pada zaman penjajahan Belanda dulu.
Penduduk Batavia yang kemudian dikenal sebagai orang Betawi sebenarnya adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa.
Sunda Kelapa juga merupakan nama dari Jakarta sebelum tahun 1527.
Sunda Kelapa sekitar pertengahan abad ke-20
Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya di Jakarta, Indonesia. Pelabuhan ini terletak di kelurahan Penjaringan, kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Meskipun sekarang Sunda Kelapa hanyalah nama salah satu pelabuhan di Jakarta, daerah ini sangat penting karena desa di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal-bakal kota Jakarta yang hari jadinya ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1527. Kala itu Sunda Kelapa merupakan pelabuhan Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang kota Bogor) yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon. Walaupun hari jadi kota Jakarta baru ditetapkan pada abad ke-16, sejarah Sunda Kelapa sudah dimulai jauh lebih awal, yaitu pada zaman pendahulu Kerajaan Sunda, yaitu kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Tarumanagara pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kelapa menggunakan bahasa Malayu yang umum di Sumatera, yang kemudian dijadikan bahasa nasional, jauh sebelum peristiwa Sumpah Pemuda.
Sejarah
Pelabuhan Sunda Kelapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan pelabuhan terpenting Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran. Kemudian pada masa masuknya Islam dan para penjelajah Eropa, Sunda Kelapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Akhirnya Belanda berhasil menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk ini mengganti nama-nama pelabuhan Sunda Kelapa dan daerah sekitarnya. Namun pada awal tahun 1970-an, nama kuno "Sunda Kelapa" kembali digunakan sebagai nama resmi pelabuhan tua ini.
Masa Hindu-Buddha
Menurut sumber Portugis, Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk.[1] Sunda Kelapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti kota) dalam tempo dua hari.[2]
Pelabuhan ini telah dipakai sejak zaman Tarumanagara dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5 dan saat itu disebut Sundapura. Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk milik Kerajaan Sunda, yang memiliki ibukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran yang saat ini menjadi Kota Bogor. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.
Masa Islam dan awal kolonialisme Barat
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, para penjelajah Eropa mulai berlayar mengunjungi sudut-sudut dunia. Bangsa Portugis berlayar ke Asia dan pada tahun 1511, mereka bahkan bisa merebut kota pelabuhan Malaka, di Semenanjung Malaka. Malaka dijadikan basis untuk penjelajahan lebih lanjut di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Tome Pires, salah seorang penjelajah Portugis, mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Pulau Jawa antara tahun 1512 dan 1515. Ia menggambarkan bahwa pelabuhan Sunda Kelapa ramai disinggahi pedagang-pedagang dan pelaut dari luar seperti dari Sumatra, Malaka, Sulawesi Selatan, Jawa dan Madura. Menurut laporan tersebut, di Sunda Kelapa banyak diperdagangkan lada, beras, asam, hewan potong, emas, sayuran serta buah-buahan.
Laporan Portugis menjelaskan bahwa Sunda Kelapa terbujur sepanjang satu atau dua kilometer di atas potongan-potongan tanah sempit yang dibersihkan di kedua tepi sungai Ciliwung. Tempat ini ada di dekat muaranya yang terletak di teluk yang terlindung oleh beberapa buah pulau. Sungainya memungkinkan untuk dimasuki 10 kapal dagang yang masing-masing memiliki kapasitas sekitar 100 ton. Kapal-kapal tersebut umumnya dimiliki oleh orang-orang Melayu, Jepang dan Tionghoa. Di samping itu ada pula kapal-kapal dari daerah yang sekarang disebut Indonesia Timur. Sementara itu kapal-kapal Portugis dari tipe kecil yang memiliki kapasitas muat antara 500 - 1.000 ton harus berlabuh di depan pantai. Tome Pires juga menyatakan bahwa barang-barang komoditas dagang Sunda diangkut dengan lanchara, yaitu semacam kapal yang muatannya sampai kurang lebih 150 ton.[3]
Lalu pada tahun 1522 Gubernur Alfonso d'Albuquerque yang berkedudukan di Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadiri undangan raja Sunda untuk membangun benteng keamanan di Sunda Kalapa untuk melawan orang-orang Cirebon yang bersifat ekspansif. Sementara itu kerajaan Demak sudah menjadi pusat kekuatan politik Islam. Orang-orang Muslim ini pada awalnya adalah pendatang dari Jawa dan merupakan orang-orang Jawa keturunan Arab.
Maka pada tanggal 21 Agustus 1522 dibuatlah suatu perjanjian yang menyebutkan bahwa orang Portugis akan membuat loji (perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng) di Sunda Kelapa, sedangkan Sunda Kelapa akan menerima barang-barang yang diperlukan. Raja Sunda akan memberikan kepada orang-orang Portugis 1.000 keranjang lada sebagai tanda persahabatan. Sebuah batu peringatan atau padraõ dibuat untuk memperingati peristiwa itu. Padrao dimaksud disebut sebagai layang salaka domas dalam cerita rakya Sunda Mundinglaya Dikusumah. Padraõ itu ditemukan kembali pada tahun 1918 di sudut Prinsenstraat (Jalan Cengkeh) dan Groenestraat (Jalan Nelayan Timur) di Jakarta.
Kerajaan Demak menganggap perjanjian persahabatan Sunda-Portugal tersebut sebagai sebuah provokasi dan suatu ancaman baginya. Lantas Demak menugaskan Fatahillah untuk mengusir Portugis sekaligus merebut kota ini. Maka pada tanggal 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak-Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) merebut Sunda Kelapa. Tragedi tanggal 22 Juni inilah yang hingga kini selalu dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta. Sejak saat itu nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai kota kemenangan atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha" dari bahasa Sansekerta jayakṛta (Dewanagari जयकृत).[4]
Masa kolonialisme Belanda
Kekuasaan Demak di Jayakarta tidak berlangsung lama. Pada akhir abad ke-16, bangsa Belanda mulai menjelajahi dunia dan mencari jalan ke timur. Mereka menugaskan Cornelis de Houtman untuk berlayar ke daerah yang sekarang disebut Indonesia. Eskspedisinya walaupun biayanya tinggi dianggap berhasil dan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan. Dalam mencari rempah-rempah di Asia Tenggara, mereka memerlukan basis pula. Maka dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 30 Mei 1619, Jayakarta direbut Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen yang sekaligus memusnahkannya. Di atas puing-puing Jayakarta didirikan sebuah kota baru. J.P. Coen pada awalnya ingin menamai kota ini Nieuw Hoorn (Hoorn Baru), sesuai kota asalnya Hoorn di Belanda, tetapi akhirnya dipilih nama Batavia. Nama ini adalah nama sebuah suku Keltik yang pernah tinggal di wilayah negeri Belanda dewasa ini pada zaman Romawi.
Menurut catatan sejarah, pelabuhan Sunda Kelapa pada masa awal ini dibangun dengan kanal sepanjang 810 meter. Pada tahun 1817, pemerintah Belanda memperbesarnya menjadi 1.825 meter. Setelah zaman kemerdekaan, dilakukan rehabilitasi sehingga pelabuhan ini memiliki kanal sepanjang 3.250 meter yang dapat menampung 70 perahu layar dengan sistem susun sirih.
Abad ke-19
Sekitar tahun 1859, Sunda Kalapa sudah tidak seramai masa-masa sebelumnya. Akibat pendangkalan, kapal-kapal tidak lagi dapat bersandar di dekat pelabuhan sehingga barang-barang dari tengah laut harus diangkut dengan perahu-perahu. Kota Batavia saat itu sebenarnya sedang mengalami percepatan dan sentuhan modern (modernisasi), apalagi sejak dibukanya Terusan Suez pada 1869 yang mempersingkat jarak tempuh berkat kemampuan kapal-kapal uap yang lebih laju meningkatkan arus pelayaran antar samudera. Selain itu Batavia juga bersaing dengan Singapura yang dibangun Raffles sekitar tahun 1819.
Maka dibangunlah pelabuhan samudera Tanjung Priok, yang jaraknya sekitar 15 km ke timur dari Sunda Kelapa untuk menggantikannya. Hampir bersamaan dengan itu dibangun jalan kereta api pertama (1873) antara Batavia - Buitenzorg (Bogor). Empat tahun sebelumnya (1869) muncul trem berkuda yang ditarik empat ekor kuda, yang diberi besi di bagian mulutnya.
Selain itu pada pertengahan abad ke-19 seluruh kawasan sekitar menara syahbandar yang ditinggali para elit Belanda dan Eropa menjadi tidak sehat. Dan segera sesudah wilayah sekeliling Batavia bebas dari ancaman binatang buas dan gerombolan budak pelarian, banyak orang Sunda Kalapa berpindah ke wilayah selatan.
Abad ke-20
Pada masa pendudukan oleh bala tentara Dai Nippon yang mulai pada tahun 1942, Batavia diubah namanya menjadi Jakarta. Setelah bala tentara Dai Nippon keluar pada tahun 1945, nama ini tetap dipakai oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Kemudian pada masa Orde Baru, nama Sunda Kelapa dipakai kembali. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74 tanggal 6 Maret 1974, nama Sunda Kelapa dipakai lagi secara resmi sebagai nama pelabuhan. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ terdapat pasar ikan yang besar.
Sunda Kelapa dewasa ini
Sunda Kelapa masa kini
Menara pengawas Sunda Kelapa
Pada saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa direncanakan menjadi kawasan wisata karena nilai sejarahnya yang tinggi. Saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo II yang tidak disertifikasi International Ship and Port Security karena sifat pelayanan jasanya hanya untuk kapal antar pulau.
Saat ini pelabuhan Sunda Kelapa memiliki luas daratan 760 hektar serta luas perairan kolam 16.470 hektar, terdiri atas dua pelabuhan utama dan pelabuhan Kalibaru. Pelabuhan utama memiliki panjang area 3.250 meter dan luas kolam lebih kurang 1.200 meter yang mampu menampung 70 perahu layar motor. Pelabuhan Kalibaru panjangnya 750 meter lebih dengan luas daratan 343.399 meter persegi, luas kolam 42.128,74 meter persegi, dan mampu menampung sekitar 65 kapal antar pulau dan memiliki lapangan penumpukan barang seluas 31.131 meter persegi.
Dari segi ekonomi, pelabuhan ini sangat strategis karena berdekatan dengan pusat-pusat perdagangan di Jakarta seperti Glodok, Pasar Pagi, Mangga Dua, dan lain-lainnya. Sebagai pelabuhan antar pulau Sunda Kelapa ramai dikunjungi kapal-kapal berukuran 175 BRT. Barang-barang yang diangkut di pelabuhan ini selain barang kelontong adalah sembako serta tekstil. Untuk pembangunan di luar pulau Jawa, dari Sunda Kelapa juga diangkut bahan bangunan seperti besi beton dan lain-lain. Pelabuhan ini juga merupakan tujuan pembongkaran bahan bangunan dari luar Jawa seperti kayu gergajian, rotan, kaoliang, kopra, dan lain sebagainya. Bongkar muat barang di pelabuhan ini masih menggunakan cara tradisional. Di pelabuhan ini juga tersedia fasilitas gudang penimbunan, baik gudang biasa maupun gudang api.
Dari segi sejarah, pelabuhan ini pun merupakan salah satu tujuan wisata bagi DKI. Tidak jauh dari pelabuhan ini terdapat Museum Bahari yang menampilkan dunia kemaritiman Indonesia masa silam serta peninggalan sejarah kolonial Belanda masa lalu.
Di sebelah selatan pelabuhan ini terdapat pula Galangan Kapal VOC dan gedung-gedung VOC yang telah direnovasi. Selain itu pelabuhan ini direncanakan akan menjalani reklamasi pantai untuk pembangunan terminal multifungsi Ancol Timur sebesar 500 hektar.
Catatan kaki
1. ^ Supratikno Rahardjo et al (1996:21)
2. ^ (ibidem 1996:23)
3. ^ Supratikno Rahardjo (1996:26).
4. ^ Sesuai Gonda (1951:348) yang mengutip Hoessein Djajadiningrat.
Jayakarta
Pelabuhan Sunda Kalapa diserang oleh tentara Demak pada 1526, yang dipimpin oleh Fatahillah, Panglima Perang asal Gujarat, India, dan jatuh pada 22 Juni 1527, dan setelah berhasil direbut, namanyapun diganti menjadi Jayakarta. Setelah Fatahillah berhasil mengalahkan dan mengislamkan Banten, Jayakarta berada di bawah kekuasaan Banten, yang kini menjadi kesultanan. Orang Sunda yang membelanya dikalahkan dan mundur ke arah Bogor. Sejak itu, dan untuk beberapa dasawarsa abad ke-16, Jayakarta dihuni orang Banten yang terdiri dari orang yang berasal dari Demak dan Cirebon.
Sampai Jan Pieterszoon Coen menghancurkan Jayakarta (1619), orang Banten bersama saudagar Arab dan Tionghoa tinggal di muara Ciliwung. Selain orang Tionghoa, semua penduduk ini mengundurkan diri ke daerah kesultanan Banten waktu Batavia menggantikan Jayakarta (1619).
Batavia
Peta Batavia tahun 1897
Lambang Kota Batavia
Pieter Both yang menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama, lebih memilih Jayakarta sebagai basis administrasi dan perdagangan VOC daripada pelabuhan Banten, karena pada waktu itu di Banten telah banyak kantor pusat perdagangan orang-orang Eropa lain seperti Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, sedangkan Jayakarta masih merupakan pelabuhan kecil.
Pada tahun 1611 VOC mendapat izin untuk membangun satu rumah kayu dengan fondasi batu di Jayakarta, sebagai kantor dagang. Kemudian mereka menyewa lahan sekitar 1,5 hektar di dekat muara di tepi bagian timur Sungai Ciliwung, yang menjadi kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang Belanda, dan bangunan utamanya dinamakan Nassau Huis.
Ketika Jan Pieterszoon Coen menjadi Gubernur Jenderal (1618 – 1623), ia mendirikan lagi bangunan serupa Nassau Huis yang dinamakan Mauritius Huis, dan membangun tembok batu yang tinggi, di mana ditempatkan beberapa meriam. Tak lama kemudian, ia membangun lagi tembok setinggi 7 meter yang mengelilingi areal yang mereka sewa, sehingga kini benar-benar merupakan satu benteng yang kokoh, dan mulai mempersiapkan untuk menguasai Jayakarta.
Dari basis benteng ini pada 30 Mei 1619 Belanda menyerang Jayakarta, yang memberi mereka izin untuk berdagang, dan membumihanguskan keraton serta hampir seluruh pemukiman penduduk. Berawal hanya dari bangunan separuh kayu, akhirnya Belanda menguasai seluruh kota. Semula Coen ingin menamakan kota ini sebagai Nieuwe Hollandia, namun de Heeren Seventien di Belanda memutuskan untuk menamakan kota ini menjadi Batavia, untuk mengenang bangsa Batavieren.
Pada 4 Maret 1621, pemerintah Stad Batavia (kota Batavia) dibentuk[1]. Jayakarta dibumiratakan dan dibangun benteng yang bagian depannya digali parit. Di bagian belakang dibangun gudang juga dikitari parit, pagar besi dan tiang-tiang yang kuat. Selama 8 tahun kota Batavia sudah meluas 3 kali lipat. Pembangunannya selesai pada tahun 1650. Kota Batavia sebenarnya terletak di selatan Kastil yang juga dikelilingi oleh tembok-tembok dan dipotong-potong oleh banyak parit.
Pada awal abad ke-17 perbatasan antara wilayah kekuasaan Banten dan Batavia mula-mula dibentuk oleh Kali Angke dan kemudian Kali Cisadane. Kawasan sekitar Batavia menjadi kosong. Daerah di luar benteng dan tembok kota tidak aman, antara lain karena gerilya Banten dan sisa prajurit Mataram (1628-1629) yang tidak mau pulang.
Beberapa persetujuan bersama dengan Banten (1659 dan 1684) dan Mataram (1652) menetapkan daerah antara Cisadane dan Citarum sebagai wilayah kompeni. Baru pada akhir abad ke-17 daerah Jakarta sekarang mulai dihuni orang lagi, yang digolongkan menjadi kelompok budak belian dan orang pribumi yang bebas.
Pada 1 April 1905 nama Stad Batavia diubah menjadi Gemeente Batavia. Pada 8 Januari 1935 nama kota ini diubah lagi menjadi Stad Gemeente Batavia.
Suasana pelabuhan Batavia sekitar tahun 1940
Setelah pendudukan Jepang pada tahun 1942, nama Batavia diganti menjadi "Jakarta" oleh Jepang untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II.
Penduduk
Orang Belanda jumlahnya masih sedikit sekali. Ini karena sampai pertengahan abad ke-19 mereka kurang disertai wanita Belanda dalam jumlah yang memadai. Akibatnya, benyak perkawinan campuran dan memunculkan sejumlah Indo di Batavia. Tentang para budak itu, sebagian besar, terutama budak wanitanya berasal dari Bali, walaupun tidak pasti mereka itu semua orang Bali. Sebab, Bali menjadi tempat singgah budak belian yang datang dari berbagai pulau di sebelah timurnya.
Sementara itu, orang yang datang dari Tiongkok, semula hanya orang laki-laki, karena itu mereka pun melakukan perkawinan dengan penduduk setempat, terutama wanita Bali dan Nias. Sebagian dari mereka berpegang pada adat Tionghoa (misalnya penduduk dalam kota dan Cina Benteng di Tangerang), sebagian membaur dengan pribumi (terutama dengan orang Jawa dan membentuk kelompok Betawi Ora, misalnya: di sekitar Parung). Tempat tinggal utama orang Tionghoa adalah Glodok, Pinangsia dan Jatinegara.
Keturunan orang India -orang Koja dan orang Bombay- tidak begitu besar jumlahnya. Demikian juga dengan orang Arab, sampai orang Hadhramaut datang dalam jumlah besar, kurang lebih tahun 1840. Banyak diantara mereka yang bercampur dengan wanita pribumi, namun tetap berpegang pada ke-Arab-an mereka.
Di dalam kota, orang bukan Belanda yang selamanya merupakan mayoritas besar, terdiri dari orang Tionghoa, orang Mardijker dari India dan Sri Lanka dan ribuan budak dari segala macam suku. Jumlah budak itu kurang lebih setengah dari penghuni Kota Batavia.
Orang Jawa dan Banten tidak diperbolehkan tinggal menetap di dalam kota setelah 1656. Pada tahun 1673, penduduk dalam kota Batavia berjumlah 27.086 orang. Terdiri dari 2.740 orang Belanda dan Indo, 5.362 orang Mardijker, 2.747 orang Tionghoa, 1.339 orang Jawa dan Moor (India), 981 orang Bali dan 611 orang Melayu. Penduduk yang bebas ini ditambah dengan 13.278 orang budak (49 persen) dari bermacam-macam suku dan bangsa.
Sepanjang abad ke-18, kelompok terbesar penduduk kota berstatus budak. Komposisi mereka cepat berubah karena banyak yang mati. Demikian juga dengan orang Mardijker. Karena itu, jumlah mereka turun dengan cepat pada abad itu dan pada awal abad ke-19 mulai diserap dalam kaum Betawi, kecuali kelompok Tugu, yang sebagian kini pindah di Pejambon, di belakang Gereja Immanuel Jakarta. Orang Tionghoa selamanya bertambah cepat, walaupun sepuluh ribu orang dibunuh pada tahun 1740 di dalam dan di luar kota. Foto pada kartu pos dari awal abad ke 20 menggambarkan rumah-rumah Tionghoa di Mester atau Meester Cornelis sebutan Jatinegara pada zaman penjajahan Belanda dulu.
Penduduk Batavia yang kemudian dikenal sebagai orang Betawi sebenarnya adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa.
Selasa, 06 April 2010
Lionel Messi

Lionel Messi Andrés (born June 24, 1987 in Rosario, l ' age of 22) is an Argentine football player. Its position is striker. Currently, it strengthens the FC Barcelona in Liga (Spanish League). Capacity, he is often nicknamed the "new" life. The first player bertinggi 169 cm body was in action at the Grandoli club, club closes Jorge Messi, which n ' is other than her father Messi. Then he went to Newell ' s Old Boys. But this club could not afford cost d ' hormonal treatment reaches 500,000 pounds per month. Fortunately, the great potential of Barcelona immediately attracted Leo Messi and offered d ' go to Spain to join the catalan club this Fund as well as all processing costs. "I n ' have taken less than 10 minutes to believe qu ' is a future star." Barcelona B coach said l ' era, Carles Rexach. "all of my career for 40 years, I n ' never saw a player who has really talented." Den IDNs ' a

Lionel Messi Andrés (born June 24, 1987 in Rosario, l ' age of 22) is an Argentine football player. Its position is striker. Currently, it strengthens the FC Barcelona in Liga (Spanish League). Capacity, he is often nicknamed the "new" life. The first player bertinggi 169 cm body was in action at the Grandoli club, club closes Jorge Messi, which n ' is other than her father Messi. Then he went to Newell ' s Old Boys. But this club could not afford cost d ' hormonal treatment reaches 500,000 pounds per month. Fortunately, the great potential of Barcelona immediately attracted Leo Messi and offered d ' go to Spain to join the catalan club this Fund as well as all processing costs. "I n ' have taken less than 10 minutes to believe qu ' is a future star." Barcelona B coach said l ' era, Carles Rexach. "all of my career for 40 years, I n ' never saw a player who has really talented." Den IDNs ' a
Cristiano Ronaldo dos Saqntos Aveiro

Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro (born in Funchal, Madeira, Portugal, February 5, 1985, age 25 years) was a football player from Portugal. He is known as the winger from Manchester United from 2003-2009 before moving to Real Madrid on July 1, 2009 with a record 80 million pounds transfer it as the most expensive player in football history. He usually plays as a left or right wing and center. He began to be called to the Portugal national team since 2003. Ronaldo was born in Madeira, Portugal, son of Maria Dolores dos Santos Aveiro and Josà © Dinis Aveiro. He has a brother named Hugo, and two older sisters, Elma and Liliana CA ¡tia. Liliana Working as a singer under the stage name "Ronalda" in the second PortugaNama given to Cristiano ("Ronaldo") is relatively rare in Portugal.Ronaldo is a soccer player who can play well kakinyayang enabled him to play anywhere: the right,

Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro (born in Funchal, Madeira, Portugal, February 5, 1985, age 25 years) was a football player from Portugal. He is known as the winger from Manchester United from 2003-2009 before moving to Real Madrid on July 1, 2009 with a record 80 million pounds transfer it as the most expensive player in football history. He usually plays as a left or right wing and center. He began to be called to the Portugal national team since 2003. Ronaldo was born in Madeira, Portugal, son of Maria Dolores dos Santos Aveiro and Josà © Dinis Aveiro. He has a brother named Hugo, and two older sisters, Elma and Liliana CA ¡tia. Liliana Working as a singer under the stage name "Ronalda" in the second PortugaNama given to Cristiano ("Ronaldo") is relatively rare in Portugal.Ronaldo is a soccer player who can play well kakinyayang enabled him to play anywhere: the right,
Jumat, 26 Maret 2010

initial formation J-Rocks
One could say, Iman.TR is the founder of this group. All started him. Before J-rocks are formed, it is a funky equipment band guitarist additional corporal in 2001. This time, he and Asfihani ' ve known before same qu ' they are friends because ' were l ' secondary school of the same school. Iman.TR first encounters with Sony, c ' is that when guitarist Sony hearing by funky corporal itself. They met and they eventually become familiar. One day, faith wants to create its own group. Then qu ' he was still in high school, itself and l ' intention to hold its own Asfihani group where l ' tribute band to the Japanese. Is, they have been geeks Japan due to their idol ~ L ' arc in heaven. In addition, the faith, small she was already an enthusiast of Japan. Iman.TR finally broke with his group, Funky Cpl. He said Asfihani about it. Asfihani Iman.TR and even run a concept group which they dreamed of when he was in high school. At this time.At that time, hold positions of trust vote as a guitarist. Sony Iman.TR invited to join as a guitarist in the band. Sony has also invited his friend, Anton, to join with the position of drummer. Long enough they are also looking for a vocalist. However, they have not found a match. In short, the position ultimately taken by vocalist Iman.TR Proven, powerful vocals of the Faith, with both technical and animism. Wide vocal range that makes it easier to take the low and high tones though. Falsetonya technique is the articulation awake. Finally, J-ROCKSTAR formed on November 9, 2003. Initially, the name of their band J-ROCKSTAR. Then they cut into the J-ROCKS course. J-ROCKSTAR name used as a name for their fans. their next trip is to follow the music contest held by Nescafe. They're going to be a champion 1, beat B-Five of the Best Special Makassar and Yogyakarta. The reason is because the power of music genres they do not exist. So, they give a new musical genre Pop Rock Japanesse. they do not travel as smooth as they had imagined. Anti J-Rocks and fans of L'Arc-en-Ciel in Indonesia assessing them is plagiatnya L'arc ~ en Ciel. They include allegations that evidence, from the strains of their songs in the style of Japanese rock. Even said that personnel from J-Rocks's face resembles the face of personnel L'arc ~ en ~ Ciel. Faith is said to resemble a similar Hyde and Hansen said Tetsuya. Over time, this news is lost and no longer be a role model. In 2005, they successfully released their first album called MASK FRIENDS. The song is Let Me mainstay. They also contributed a song 2 the results of their creation as a soundtrack for Dealova, namely Business One and The Silence. In 2007, they released their second album which is ROH. This album is just as good as the first album. In this album they use a lot genres in their songs, including pop, rock & roll, slow, etc.. Not only that, they also succeed in realizing their dream to Japan. Not just holidays, they are also filming a video clip of their songs there, which is on track Juwita Heart. In 2008, their names appear dim because of new bands that are not less interesting to them. However, at the end of 2008, their names as if the light again. They became champions in the A Mild Live Soundrenaline. In return, they were invited to perform at the legendary music studio, Abbey Road Studios, London. This is an honor for them because they can perform their new songs recorded in studio the legendary singer. In fact, they became the first Indonesian band in the studio doing this. They do a recording for 5 days. Then they make shooting a video clip of their new song on there called Fallin 'In Love. In the year 2009, they successfully released their third album They ROAD TO knowledge l ' Abbey. Many things qu ' they have known this year. Year 2009 may be considered to be a year of their brilliance. Then, how in l ' year 2010? They have determined qu ' they will achieve their goal of becoming musical trends in Indonesia. We do ' akan just to qu ' they can achieve their dreams. Amen.
Artist :J-Rocks Feat Prisa
Song :Kau Curi Lagi
Intro: G5 E5
C5 B5
Di jejak langkahku
C5 E5
Ku mau kau tak ada
C5 B5 E5 A5
Di warna hidupku yang lama tenggelam
D5
Bersama cintamu
C5 B5
Ku yakin tanpamu ku dapat lalui
C5 E5
Ku harap ini kan slamanya
C5 B5 E5 A5
Kini kau datang dengan sejuta cinta yang kau beri
D5
Rasuki diriku
C5 B5
Reff: Kau curi lagi… huu u u u u u
A5 G5
Kau genggam… lagi… huu u u u u u
C5
Kau tawan lagi
B5 E5 A5
Hatiku yang tlah terbiasa tanpa dirimu
D5
Kau jerat diriku
C5 B5
Kau yang pernah singgah
C5 E5
Di hati yang terdalam
C5 B5 E5
Kau adalah kesalahan
A5 D5
Yang membuatku cintai dirimu
Kembali ke: Reff
Int : Bb5 A5 G5 A5 Bb5 C5 Bb5
F5 F#5 F5 A5 G#5 A5 B5 C5
Kembali ke: Reff (2x)
Song :Kau Curi Lagi
Intro: G5 E5
C5 B5
Di jejak langkahku
C5 E5
Ku mau kau tak ada
C5 B5 E5 A5
Di warna hidupku yang lama tenggelam
D5
Bersama cintamu
C5 B5
Ku yakin tanpamu ku dapat lalui
C5 E5
Ku harap ini kan slamanya
C5 B5 E5 A5
Kini kau datang dengan sejuta cinta yang kau beri
D5
Rasuki diriku
C5 B5
Reff: Kau curi lagi… huu u u u u u
A5 G5
Kau genggam… lagi… huu u u u u u
C5
Kau tawan lagi
B5 E5 A5
Hatiku yang tlah terbiasa tanpa dirimu
D5
Kau jerat diriku
C5 B5
Kau yang pernah singgah
C5 E5
Di hati yang terdalam
C5 B5 E5
Kau adalah kesalahan
A5 D5
Yang membuatku cintai dirimu
Kembali ke: Reff
Int : Bb5 A5 G5 A5 Bb5 C5 Bb5
F5 F#5 F5 A5 G#5 A5 B5 C5
Kembali ke: Reff (2x)
Artist :J-Rocks
Song :Meraih Mimpi
Mari Meraih meraih mimpi
Menggapai langit yang tinggi
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati
Kuatkan diri dan janganlah kau ragu
Takkan ada yang hentikan langkahmu
Ya.. ya kita kan terus berlari
Ya.. ya takkan berhenti disini
Ya.. ya marilah meraih mimpi
Hingga napas tlah berhenti
Ku takkan bertahan hadapin rintangan
Perlahan-lahan dan menang
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati
Tak ada yang tak mungkin
Bila kita yakini
Pastilah kan kau dapati
Back To : Reff 2x
Song :Meraih Mimpi
Mari Meraih meraih mimpi
Menggapai langit yang tinggi
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati
Kuatkan diri dan janganlah kau ragu
Takkan ada yang hentikan langkahmu
Ya.. ya kita kan terus berlari
Ya.. ya takkan berhenti disini
Ya.. ya marilah meraih mimpi
Hingga napas tlah berhenti
Ku takkan bertahan hadapin rintangan
Perlahan-lahan dan menang
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati
Tak ada yang tak mungkin
Bila kita yakini
Pastilah kan kau dapati
Back To : Reff 2x
Artist : J-Rocks
Song : Madu Dan Racun
Engkau yang cantik
Engkau yang manis
Engkau yang manja
Selalu tersipu
Rawan sikapmu
Di balik kemelutmu
Di remang kabutmu
Di tabir mega-megamu
Ku terlihat dua tangan di balik punggung mu
Engkau yang cantik
Engkau yang manis
Engkau yang manja
Selalu tersipu
Rawan sikapmu
Di balik kemelutmu
Di remang kabutmu
Di tabir mega-megamu
Ku terlihat dua tangan di balik punggung mu
Reff:
Madu di tangan kananmu
Racun di tangan kirimu
Aku tak tahu mana yang
Akan kau berikan padaku
Kembali ke Reff:
Aku tak tahu mana yang
Akan kau berikan padaku
Kembali ke Reff:
Aku tak tahu mana yang
Akan kau berikan padaku
Aku tak tahu mana yang
Akan kau berikan padaku
Song : Madu Dan Racun
Engkau yang cantik
Engkau yang manis
Engkau yang manja
Selalu tersipu
Rawan sikapmu
Di balik kemelutmu
Di remang kabutmu
Di tabir mega-megamu
Ku terlihat dua tangan di balik punggung mu
Engkau yang cantik
Engkau yang manis
Engkau yang manja
Selalu tersipu
Rawan sikapmu
Di balik kemelutmu
Di remang kabutmu
Di tabir mega-megamu
Ku terlihat dua tangan di balik punggung mu
Reff:
Madu di tangan kananmu
Racun di tangan kirimu
Aku tak tahu mana yang
Akan kau berikan padaku
Kembali ke Reff:
Aku tak tahu mana yang
Akan kau berikan padaku
Kembali ke Reff:
Aku tak tahu mana yang
Akan kau berikan padaku
Aku tak tahu mana yang
Akan kau berikan padaku
Artist :J-Rocks
Song :Fallin In Love
D A/C# Bm F#m
Kurasakan ku jatuh cinta sejak pertama berjumpa
G F#m Em A
Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku
D A/C# Bm F#m
Kau ciptaanNya yang terindah, yang menghanyutkan hatiku
G G#m Bm E
Semua telah terjadi, aku tak bisa berhenti memikirkanmu
G A D
dan kuharapkan engkau tahu
bridge:
A Bm G D
Kau yang kuinginkan meski tak kuungkapkan
A Bm G
Kau yang kubayangkan yang slalu kuimpikan
Reff:
Bm E G D
Aku jatuh cinta, tlah jatuh cinta
Bm E G D
Cinta kepadamu, ku jatuh cinta
Bm E G D E
I’m falling in love, I’m falling in love with you
D A/C# Bm F#m
Kau ciptaanNya yang terindah, yang menghanyutkan hatiku
G G#m Bm E
Semua telah terjadi, aku tak bisa berhenti memikirkanmu
G A D
dan kuharapkan engkau tahu
D – G – D – G
bridge:
A Bm G D
Kau yang kuinginkan meski tak kuungkapkan
A Bm G
Kau yang kubayangkan…..kuimpikan
Reff:
Bm E G D
Aku jatuh cinta, tlah jatuh cinta
Bm E G D
Cinta kepadamu, ku jatuh cinta
Bm E G D E
I’m falling in love, I’m falling in love with you
D
with you
Song :Fallin In Love
D A/C# Bm F#m
Kurasakan ku jatuh cinta sejak pertama berjumpa
G F#m Em A
Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku
D A/C# Bm F#m
Kau ciptaanNya yang terindah, yang menghanyutkan hatiku
G G#m Bm E
Semua telah terjadi, aku tak bisa berhenti memikirkanmu
G A D
dan kuharapkan engkau tahu
bridge:
A Bm G D
Kau yang kuinginkan meski tak kuungkapkan
A Bm G
Kau yang kubayangkan yang slalu kuimpikan
Reff:
Bm E G D
Aku jatuh cinta, tlah jatuh cinta
Bm E G D
Cinta kepadamu, ku jatuh cinta
Bm E G D E
I’m falling in love, I’m falling in love with you
D A/C# Bm F#m
Kau ciptaanNya yang terindah, yang menghanyutkan hatiku
G G#m Bm E
Semua telah terjadi, aku tak bisa berhenti memikirkanmu
G A D
dan kuharapkan engkau tahu
D – G – D – G
bridge:
A Bm G D
Kau yang kuinginkan meski tak kuungkapkan
A Bm G
Kau yang kubayangkan…..kuimpikan
Reff:
Bm E G D
Aku jatuh cinta, tlah jatuh cinta
Bm E G D
Cinta kepadamu, ku jatuh cinta
Bm E G D E
I’m falling in love, I’m falling in love with you
D
with you
Kamis, 25 Maret 2010
Langganan:
Postingan (Atom)